Senin, 03 Juli 2017

MAMBAO MENANTU MAKAN SIPULUIK

Ketika roh ditiupkan kedalam seorang ibu pada saat janin berusia 7-8 bulan, maka disaat inilah prosesi mambao makan sipuluik menantu yang merupakan adat di Matua
Mertua dan keluarga suami atau bako calon anak akan datang menjemput menantunya yang sedang hamil dan dibawa kerumah. Biasanya mentu membawa kampia yang berisi beras saat dijemput oleh mertua.
Sesampainya di rumah mertua atau bako calon bayi , menantu yang sedang hamil di istirahatkan sejenak dan kemudian di rumah mertua tersebut  kerabat disini terdiri dari para ipar dan besan dari masing-masing pasangan isteri.
Biasanya diadakan acara seperti mengadakan syukuran. Seperti pada umumnya setiap hajad kebaikan, maka keluarga yang akan membangun kehidupan baru menjadi pasangan keluarga sakinah ma waddah wa rahmah memohon kepada Yang Maha Kuasa agar awal kehidupan janin membawa harapan yang dicita-citakan.
Setelah prosesi dilaksanakan di rumah mertua, maka menantu diantar kembali kerumahnya. Kemudian kampia yang dibawa oleh menatu tadi diisi oleh keluarga mertua dengan nasi dan lauk pauknya. Selain dari itu keluarga mertua juga menyerahkan sipuluik yang dibungkus dengan daun pisang yang nantinya sipuluik tersebut selain dimakan sendiri dan dibagi bagikan oleh menantu kepada sanak famili dan tetangga terdekat .
Setelah Bako kontan calon bayi (mertua kandung) manjapuik menantu makan sipuluik, kemudian keluarga lain seperti ipar atau besan lainya mengikuti hal yang sama, yaitu dijapuik makan sipuluik.
Pada waktu membawa kampia yang berisi sipuluik tersebut, kampia tersebut tidak boleh disandang tetepi harus di junjung, begitulah pengharapan agar setelah lahir anak cucu kelak  mendapat posisi yang lebih tinggi.

0 komentar:

Posting Komentar