Senin, 03 Juli 2017

NIKAH KAWIN DI MATUA

Tata Cara Mencari Jodoh
Bertolak dari sebuah pantun yang berbunyi :Anak rang Payo Kumbuah, Manjinjiang sangkak katitiran
Kok umua lah sampai duo pulua, Bapak jo mandeh mulai mamikiakan
            Bila dalam sebuah keluarga dalam nagari Matua mempunyai seorang anak perempuan yang telah dewasa dan sudah memungkinkan berumah tangga maka kedua orang tua yang bersangkutan telah berbincang bincang dan mereka - reka siapa yang akan menjadi junjungan anaknya.
Andai kata telah ditemukan dalam pembicaraan tersebut seorang pemuda yang mungkin dan patut, maka sibapak berusaha menemui mamak tunganai ( saudara laki-laki dari istrinya )
Untuk datang kerumahnya biasanya hari yang dipergunakan adalah hari Jumat sesudah pulang dari mesjid, setelah selesai makan dan minum maka saudara mamak tungganai, mulai angkat bicara sebab dipesankan mamak singgah karumah karena kemenakan mamak rasanya sudah pantas dicarikan jodoh, lalu mamak mengajukan pertanyaan kepada ibuk si gadis alah tampak ka jodohnyo pertanyaan mamak tersebut lalu dijawab oleh sang Bapak ( ba a kiro kiro ) bagai mana sekiranya kalau si “A” yang baru pulang dari rantau itu mamak tanyakan, si mamak memberi jawaban mari samo samo kita selidiki.

Cancang Tadaek Jadi  Ukia
            Beberapa hari kemudian si mamak bertemu dengan mamak si “A” yang dimaksud umpama yang sedang membawa jawi lalu mamak menegur “ lah gadang jawi angku komahalah ka bajuako, mamak si “A” menjawab baa lai namuah mambali pembicaran tersebut terputus tetapi bagi mamak si “A” menjadi tanda tanya, dan menjadi buah pikiran lalu sesudah itu mamak si “A” menemui orang tua si “A” untuk memberi informasi sehubungan dengan keinginan orang untuk menerima anaknya menjadi menantu. Biasanya  jawab orang tua si “A”  rancak dek urang nan ka mamakai elok dek awak nan ka maliek.

Tahap Pendahuluan
            Setelah bereberepa hari mamak si “A” sengaja menemui mamak si gadis, pembicaraan dimulai kelakar ( gara – gara ) beberap hari yang lewat  tentang yang sutan tanyakan tempo hari, apakah itu sebenarnya lalu mamak si gadis menjawab kami bicarakan dengan orang tuanya sekaligus dengan yang bersangkutan.
Seandainya kedua remaja tersebut belum kenal maka diaturlah cara perkenalan mereka , dan sekiranya kedua remaja ini sudah saling kenal maka langkah selanjutnya keluarga sigadis mengadakan pertemuan terbatas yaitu Bapak, Ibu, kakak, rang sumando, dan mamak tungganai hal yang seperti ini juga dilakukan oleh keluarga si “A”.
Memberi Tahu Mamak Adat
            Setelah pertemuan keluarga terbatas, mamak tungganai si gadis memberi tahu kepada mamak adat dan mengharapkan mamak adat menemui mamak adat pihak laki laki. setelah itu mamak adat ini barulah merencakan untuk melamar.
Datang Melamar
            Sesuai dengan ketentuan yang berlaku di nagari Matua untuk datang melamar kepada keluarga laki laki antara lain mamak tungganai, urang sumando, etek atau mak tuo dari sigadis dan bahan yang akan dibawa adalah beras yang dibawa dengan “kampia” sesuai dengan norma baso basi
Sehungan dengan itu secara resmi kami melamar kemenakan mamak untuk dijodohkan dengan kemenakan kami.

Batuka Cincin
            Karena kedua belah pihak telah ditemukan kesepakatan artinya, Bulek lah buliah digolongkan, picak lah buliah di layangkan maka ada tiga opsi yang menjadi pilihan keputusan :
1.    Bertunangan.
Yang hakekatnya si pemuda dengan si gadis telah terikat dengan hukum adat “ Batimbang batando jadi “ karena mamak kedua belah pihak telah basawua tando dan berjabat tangan isinya yang tersembunyi ialah : Duduk nan indak ka bakisa, tagak nan indak ka bapaliang.
            2. Nikah Ganggang,
Sesudah ditemukan persetujuan, seminggu sesudah itu lansung dinikahkan , tetapi belum diresmikan menurut adat bila persipan kedua belah pihak di perkirakan sudah mungkinkan mengadakan pesta perkawinan .jarak antara pernikahan dengan pesta perkawinan adkalanya tiga bulan atau lebih   
2.    Nikah Peresmian
Beberapa hari sesudah itu kenduri perkawinan ini biasa terjadi pada pemuda yang terikat dengan pekerjaan di perantauan ,mereka pulang kekampung dalam keadaan cuti dan sehabis kenduri perkawinan berangkat kembali keperantauan.

Dari ketiga posi di atas, mamak kedua belah pihak seeilah pertimbangan dari beberapa segi, menyepakati opsi pertama yaitu bertunangan selama enam bulan seumur padi di sawah.
Suatu pertanda atau lambang yang dibawa perhitungan itu telah membuahkan hasil an mentah yang dibawa keluarga si gadis berupa beras ditukar oleh keluarga si laki- laki dengan nasi. Dan pertemuan kedua keluarga tersebut buat sementara berakhir.

Manakuak Hari
            Pertunangan yang berkebetulan di rencanakan ,enam bulan sesudah itu sesuai dengan janji yang di sepakati, pada minggu pertama pada bulan tersebut sudah di tentukan hari pernikahan nya.
Sepuluh hari sebelum akad nikah ,di Nagari Matur Mudik menjadi satu acara adat yang namanya ‘’ Manakuk hari ” yang maksud mementukan hari kenduri perkawinan , sebelumnya sudah barang tentu di berikan kabar kepada keluarga si lelaki oleh mamak si bahwa mereka akan datang ‘Manakuak ‘hari 
Kenapa manakuak ‘hari tersebut di lakukan oleh pihak keluarga si gadis bukan pihak keluarga si laki-laki ,di sini ada hal yang tersembunyi tentang kandungan ajaran agama Manakuak hari biasanyanya terdiri dari tiga orang dua diantaranyan perempuan dan seorang lelaki,yang perempuan membawa sirih dalam kampie. pihak keluarga si gadis sesudah minum dan makan mengajak keluarga di rumah lelaki untuk memakan sirih,karena wanita itu sabulan ada masa menstruasi dan ada masa suci ,nilah yang di jadikan tolak ukur pihak keluarga si gadis menentukan hari ,agar garis-garis yang menjadi pegangan hidup tidak terlanggar.
Isi pembicaraan lebih terarah kepada hari peresmian ,yang akan disampaikan oleh personil sirih ,lalu diiringin dengan serangkai kata-kata ,kami datang kemari menyampaikan berita bahwa menantu kami akan di jemput pada hari …….,untuk itu jamuakanlah padi .dan balahlah kayu.
Menjelang hari peresmian tampak sekali kesibukan di kedua rumah pengantin mempersiapkan sesuatu seperti tungku untuk bertanak ,memasang tenda dihalaman oleh tenaga laki-laki dan yang perempuan memasang kain pintu ,mempersiapkan kamar pengantin dan tenaga tenaga lain berusaha menyemput dandang ,kancah dan alat pecah belah lainya.

Pernikahan
Pernikahan dilakukan di Mesjid dan waktunya hari Jum’at sesudah shalat , Untuk pergi Nikah biasanya penganten lelaki di jemput oleh salah seorang mamak dar ipihak penganten perempuan untuk dibawa ke Mesjid pakaian yang di kenakan oleh lelaki adalah baju jas dan peci hitam keberangkatan nya di iringi oleh sanak keluarga .bako, dan sumandan serta teman sejawat dari  penganten lelaki .berikutnya penganten perempuan dihadirkan pula dengan pakaian yang dirancang untuk itu dan pakai jilbab ,juga di dampingi oleh sejumlah keluarga.

Ba Baua - Baua
Untuk menghadapi pesta perkawinan yang akan melibatkan sejumlah anggota  masyakat dalam ruangan lingkup persukuan dan kampung serta Nagari ,maka untuk itu di perlukan persiapan yang memadai tentunya memerlukan banyak tenaga
Untuk mengatur tatalaksana pekarjaan diadakanlah pertemuan yang dihadiri oleh kerabat bertali darah ,kerabat bertali budi dan rang sumando seta tetangga yang berdekatan.
Pertemuan tersebut di pimpin oleh mamak adat Kepala Kaum dalam istilah adat di Matua Mudik namanya ‘” Babaue-baue” Dalam kata pembukaan mamak kepala kaum menyampaikan kaidah adat yang berbunyi “Barek sapikue ringan sajinjingan” maksudnya setiap yang hadir menyumbangkan tenaga sesuai dengan statusnya masing-masing ,kemenakan bertgas baik yang lelaki maupun yang perempuan ialah melaksanakan pangilan “:mamangie” Rang sumando pambanyan menjemput si marapulai dan menanti tamu
Pengarahan selanjunya bunyi kalimat yang di pergunakan sewaktu menyampaikan panggilan “Kami tasuruh dek angku Dt ………. mamangie engku/Bapak/sutan untuk hadir.

Tata Cara Mamanggie. 
Berpedoman kepada tata adat yang diwarisi “Janjang batingkek bandua batapiek ‘”maksudnya setiap orang yang akan di panggia harus di datang kerumahnya tidak boleh tempat lain seperti di jalan, sawah, kadai dll.
Ada kemungkinan yang akan dihadapi oleh si manggie.
  • Yang pertama orang yang akan di panggie sedang berada di rumah .
  • Yang kedua orang yang akan dipanggie tidak ada di rumahnya.
  • Yang ketiga orang yang akan dipanggie bertemu diperjalanan .
                Kalau sipemanggie bertemu dengan kemungkinan pertama ,tatacaranya, ketok,ucapkan salam ,setelah disilakan duduk ,sirihkan rokok baru mulai bicara sampaikan maksud kedatangan kita sebagai pesan mamak adat.
Kalau sipemanggie dihadapkan kemungkinan kedua .titipkan pesan kepada isterinya atau anaknya.
Dan jika sipemanggie dihadapkan kepada kemungkinan ketiga. Hal yang demikian bertemu istilah “ abih adat jo karilahan “ sampaikan saja maksud dan tujuan kepada yang bersangkutan.
Sipemanggie yang perempuan ,harus membawa sirih dengan kampia .khusus kerumah bako sigadis dan isteri mamak serta isteri mamak adat yang memanggie adalah ibu si gadis.
Setelah selesai membagikan tugas intuk memanggie dengan segala tata caranya juga ditemukan yang akan menyemput samarapulai dan anggota yang akan menanti tamu. Untuk menyemput marapulai jumlahnya empat orang lelaki satu rang sumando dan satu mamak rumah /dan yang dua perempuan yang masing –masing seorang sumandan dan seorang famili penganten perempuan .sekaligus dijelaskan tugas mamak rumah maimbaukan sirih dantugas rang sumando mamintak marapulai .sedangkan anggota penanti tamu adalah dipilih rang sumando yang cukup berpengalaman .

Manjapuik Marapulai.
Sekitar jam sepuluh pagi rang sumando dan mamak rumah dengan pakaian yang rapi .baju taluk balango, kain sarung dan peci dan dua orang perempuan dangan pakaian baju kurung yang berwarna merah tua telah bersiap untuk menjalankan tugas yang di percayakan kepada mereka yaitu menjemput marapulai .sebelum di lepas oleh mamak adat. Dimana sebuah cerano yang telah dipersiapkan sebelunya diperiksa isinya oleh mamak adat terlebih dahulu. Tentang kelengkapannya ,seperti sirih ,pinang .gambir. sadah. Daun anau /daun tarusan ;tembakau dibeberapa tempat sekarang di tambaihi dengan rokok .setelah ditutup dengan kain beludu di serahkan yang membawanya semenjak turun dari rumah sampai kerumah orang tua penganten lelaki adalah sumandan.

Nasi Gadang Dari Rumah Bako
Sementara utusan pihak penganten perempuan masih dalam perjalanan ,maka dirumah orang tua panganten lelaki ada semacam kesibukan yaiotu menerima nasi gadang dari bako ,yang isinya antara lain .
1.    Nasi  kunyiek yang terletak ditas talam ,dan dialas dibawahnya dengan sia daun yang dianyam ,ujung pandan berduri ,dan salguri dan talam itu ditutup kemudian dibungkus dengan kain sarung lalu ditutup pula dengan kain beludu hitam yang bacatue dengan benang emas
2.    Singgang ayam juga terletak diatas talam bungkusnya sama dengan nasi kunyiek.
3.    Nasi putih sebuah talam pula.
4.    Sirih pinang yang dialas dengan beras empat liter, ditambah dengan dua buah kampe.,kampie pertama berisi beras dua liter dan kampie kedua juga berisi beras dua liter dan sebuah botol kecil yang berisi minyak goreng.
5.    Nasi Gadang diserahkan oleh Mamak Pihak Bako kepada Mamak Anak Pisang di halaman sebelum naik kerumah atau diatas rumah sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.
DIRUMAH IBU PENGANTIN LELAKI
            Ruangan rumah ditata sebegitu rupa, loteng dihiasi dengan kain yang berwarna warni, kepala rumah terpasang pelaminan kiri kanannya dihiasi dengan bunga hidup yang aneka ragam warnanya.
Dirangan tengah terbentang saprah makan disusun dengan rapi aneka ragam sambal mulai dari masakan modela warisan lama sampai ke model cara baru.
            Setelah rombongan dari rumah pengantin wanita yang dipimpin oleh mamak rumah dan rang sumando serta dua orang wanita sampai dirumah orang tua pengantin laki laki, setelah mengucapkan salam lalu disambut oleh penanti tamu dan disilakan duduk, dan setelah beberapa saat ruangan rumah tersebut sudah dipenuhi oleh keluarga baik yang berdekatan maupun yang datang dari jauh lalu mamak pengantin perempuan akan memulai pembicaraanya sebagai berikut :

Meminta Sifat
            Meminta sifat maksudnya meminta izin untuk menyampaikan maksud dan tujuan yang ditujukan kepada mamak adat pengantin laki laki yang hadir saat itu Setelah dilaksanakan minta sifat kepada Mamak pengantin laki laki.
Setelah terjadi sambah dan papatah petitih antara kedua mamak, maka setelah diakhiri pesambahan oleh mamak pengantin laki laki dengan , rasonyo asa lai kawi manurut adat lazim manuruik syarak lah buliah sutan katangahkan, Kemudian rang sumando dari pihak pengantin perempuan memulai pembicaraan dengan maimbaukan siriah.
Maimbau Siriah
Setelah selesai urutan petama dengan minta sifat, maka acara susulan berikutnya ialah,maimbaukan siriah di carano,tatacara kalimatnya tersusun dalam bentuk proza yang dengan memulai persembahan maimbau beberapa pemuka adat seraya menyusun / merapatkan kedua telapak tangan sebagai lambang kehormatan dan menghimbau dua atau tiga bergelar sutan, Engku Datuak,

Makan
           
Setelah siriah manyiriah acara disambung dengan mempersembahkan makan, sesuai adat yang berlaku yang akan mempersembahkan makan adalah rang sumando, maka rang sumando yang akan berperan dalam soal ini dan timpalannya kepada rang sumando pihak si alek dengan acara sebelumnya dimulai dengan sambah penghormatan.
Dalam penyusunan jamba oleh janang, dalam adat Matua sebagai berikut :
a.    Nasi terhidang sudah berada dalam piring (bukan piring kosong)
b.    Susunan lauk pauk di seprah makan harus teratur
c.    Setiap masakan harus disediakan sendok secukupnya
d.    Minum harus dengan gelas kaca
e.    Tersedia mangkok tambuah sesuai dengan jarak dududuk alek
Adab Makan Dalam Alek :
a.    Mengambil lauk pauk hanya yang berada di depan yang duduk (tidak boleh mengambil yang jauh dari tempat duduk.
b.    Makan yang sopan . tidak berbunyi capak.
c.    Mencuci tangan setelah makan, harus mendahulukan ninik mamak tamu ( si alek)
Manjapuik Marapulai
            Sesudah selesai pelaksanaanminum dan makan, adakalanya semua peralatan dalam hidangan dipindahkan oleh para janang kebelakang, malah tidak jarang yang kejadian dibiarkan saja sampai selesai.
Dalam manjapuik marapulai, yang memnta marapulai adalah rang sumando dari pihak pengantin pertempuan. Dalam majapuik marapulai melalai pasambahan.
            Setelah dilaksanakan pasambahan yang cukup panjang, maka akhir deari pasambahan adalah, “Kayu ditakuak dirabahkan, janji dikarang ditapati dihari nan sahari nangko, hari elok kutiko baik tasuruah tasarayo angku  dek angku Dt .......... kakampuang angku Dt ..........manjapuik simarapulai, sarato jo nasi gadangnyo, sarato jo alat pakaianyo, sarato jo anak mudonyo, sarato jo urang karapatan diateh rumah nangko,
nak itiak anak angso anak anggang ateh biluka, kaciak dibari namo gadang dibari gala nan bagala sutan ....... nan angku japuik. Kan baitu bana nan katangah dek angku, kandak raso kabalaku, pintak raso kabuliah, basaba angku kari mananti sakutiko, yaitu kutiko marapulai mamakai.

Persembahan Minta Doa
            Setelah berakhir persembahan menjeput marapulai, dan segala pekerjaan yang telah berlalu berjalan dengan aman dan lancer maka silang nan bapangka melalui rang sumando atau mamak yang hadir  menyampaikan persembahan meminta doa kepada ulama atau imam khatib yang hadir saat itu..
            Dalam bulan nan duo baleh, uruh tahun duo kali lapan, bulan tigo di paramulia, partamu bulan rajab tampek manyaru arawah rasulullah , kaduo bulan puaso tampek mansucikan satiok diri, dan maningkatkan ibadah kapado tuhan , katigo bulan haji samo bakumpue di arafah , samo bakemah di gurun mina , antaro makah jo madinah , lah tibo dibulan kini, dimbiak api dibaka kumayan , asok manjulang kaudaro , mangumpuakan niat dengan nasa, dek karano sutan ... lah dijapuik karang sumando, mudah – mudahan umuanyo panjang, rasaki murah , bala tatulak nikmat bartambah – tambah.(Mardisal Athan Pangulu Mudo)

0 komentar:

Posting Komentar