Kok umua lah sampai duo
pulua, Bapak jo mandeh mulai
mamikiakan
Bila
dalam sebuah keluarga dalam nagari Matua mempunyai seorang anak perempuan
yang telah dewasa dan sudah memungkinkan berumah tangga maka kedua orang tua
yang bersangkutan telah berbincang bincang dan mereka - reka siapa yang akan
menjadi junjungan anaknya.
Andai kata telah ditemukan dalam
pembicaraan tersebut seorang pemuda yang mungkin dan patut, maka sibapak
berusaha menemui mamak tunganai ( saudara laki-laki dari istrinya )
Untuk datang kerumahnya biasanya hari
yang dipergunakan adalah hari Jumat sesudah pulang dari mesjid, setelah selesai
makan dan minum maka saudara mamak tungganai, mulai angkat bicara sebab dipesankan
mamak singgah karumah karena kemenakan mamak rasanya sudah pantas dicarikan
jodoh, lalu mamak mengajukan pertanyaan kepada ibuk si gadis alah tampak ka jodohnyo pertanyaan mamak
tersebut lalu dijawab oleh sang Bapak ( ba a kiro kiro ) bagai mana sekiranya
kalau si “A” yang baru pulang dari rantau itu mamak tanyakan, si mamak memberi
jawaban mari samo samo kita selidiki.
Cancang
Tadaek Jadi Ukia
Beberapa
hari kemudian si mamak bertemu dengan mamak si “A” yang dimaksud umpama yang
sedang membawa jawi lalu mamak menegur “ lah
gadang jawi angku komah “ alah ka
bajuako, mamak si “A” menjawab baa lai namuah mambali pembicaran tersebut
terputus tetapi bagi mamak si “A” menjadi tanda tanya, dan menjadi buah pikiran
lalu sesudah itu mamak si “A” menemui orang tua si “A” untuk memberi informasi
sehubungan dengan keinginan orang untuk menerima anaknya menjadi menantu.
Biasanya jawab orang tua si “A” rancak
dek urang nan ka mamakai elok dek awak nan ka maliek.
Tahap
Pendahuluan
Setelah
bereberepa hari mamak si “A” sengaja menemui mamak si gadis, pembicaraan
dimulai kelakar ( gara – gara ) beberap hari yang lewat tentang yang sutan tanyakan tempo hari,
apakah itu sebenarnya lalu mamak si gadis menjawab kami bicarakan dengan orang
tuanya sekaligus dengan yang bersangkutan.
Seandainya kedua remaja tersebut belum
kenal maka diaturlah cara perkenalan mereka , dan sekiranya kedua remaja ini
sudah saling kenal maka langkah selanjutnya keluarga
sigadis mengadakan pertemuan terbatas yaitu Bapak, Ibu, kakak, rang sumando,
dan mamak tungganai hal yang seperti ini juga dilakukan oleh keluarga si “A”.
Memberi Tahu
Mamak Adat
Setelah
pertemuan keluarga terbatas, mamak tungganai si gadis memberi tahu kepada mamak
adat dan mengharapkan mamak adat menemui mamak adat pihak laki laki. setelah
itu mamak adat ini barulah merencakan untuk melamar.
Datang
Melamar
Sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di nagari Matua untuk datang melamar
kepada keluarga laki laki antara lain mamak tungganai, urang sumando, etek atau
mak tuo dari sigadis dan bahan yang akan dibawa adalah beras yang dibawa dengan
“kampia” sesuai dengan norma baso basi
Sehungan dengan itu secara resmi kami
melamar kemenakan mamak untuk dijodohkan dengan kemenakan kami.
Batuka Cincin
Karena
kedua belah pihak telah ditemukan kesepakatan artinya, Bulek lah buliah digolongkan, picak lah buliah di layangkan maka
ada tiga opsi yang menjadi pilihan keputusan :
1.
Bertunangan.
Yang hakekatnya si pemuda
dengan si gadis telah terikat dengan hukum adat “ Batimbang batando jadi “
karena mamak kedua belah pihak telah basawua tando dan berjabat tangan isinya
yang tersembunyi ialah : Duduk nan indak
ka bakisa, tagak nan indak ka bapaliang.
2.
Nikah Ganggang,
Sesudah ditemukan
persetujuan, seminggu sesudah itu lansung dinikahkan , tetapi belum diresmikan
menurut adat bila persipan kedua belah pihak di perkirakan sudah mungkinkan
mengadakan pesta perkawinan .jarak antara pernikahan dengan pesta perkawinan
adkalanya tiga bulan atau lebih
2.
Nikah
Peresmian
Beberapa hari sesudah itu
kenduri perkawinan ini biasa terjadi pada pemuda yang terikat dengan pekerjaan
di perantauan ,mereka pulang kekampung dalam keadaan cuti dan sehabis kenduri
perkawinan berangkat kembali keperantauan.
Dari ketiga posi di atas, mamak
kedua belah pihak seeilah pertimbangan dari beberapa segi, menyepakati opsi
pertama yaitu bertunangan selama enam bulan seumur padi di sawah.
Suatu pertanda atau lambang
yang dibawa perhitungan itu telah membuahkan hasil an mentah yang dibawa
keluarga si gadis berupa beras ditukar oleh keluarga si laki- laki dengan nasi.
Dan pertemuan kedua keluarga tersebut buat sementara berakhir.
Manakuak Hari
Pertunangan
yang berkebetulan di rencanakan ,enam bulan sesudah itu sesuai dengan janji
yang di sepakati, pada minggu pertama pada bulan tersebut sudah di tentukan
hari pernikahan nya.
Sepuluh hari sebelum akad nikah ,di Nagari
Matur Mudik menjadi satu acara adat yang namanya ‘’ Manakuk hari ” yang maksud mementukan hari kenduri perkawinan , sebelumnya
sudah barang tentu di berikan kabar kepada keluarga si lelaki oleh mamak si
bahwa mereka akan datang ‘Manakuak ‘hari
‘
Kenapa manakuak ‘hari
tersebut di lakukan oleh pihak keluarga si gadis bukan pihak keluarga si laki-laki
,di sini ada hal yang tersembunyi tentang kandungan ajaran agama Manakuak hari biasanyanya terdiri
dari tiga orang dua diantaranyan perempuan dan seorang lelaki,yang perempuan
membawa sirih dalam kampie. pihak keluarga si gadis sesudah minum dan makan
mengajak keluarga di rumah lelaki untuk memakan sirih,karena wanita itu sabulan
ada masa menstruasi dan ada masa suci ,nilah yang di jadikan tolak ukur pihak
keluarga si gadis menentukan hari ,agar garis-garis yang menjadi pegangan hidup
tidak terlanggar.
Isi pembicaraan lebih terarah kepada
hari peresmian ,yang akan disampaikan oleh personil sirih ,lalu diiringin
dengan serangkai kata-kata ,kami datang kemari menyampaikan berita bahwa
menantu kami akan di jemput pada hari …….,untuk
itu jamuakanlah padi .dan balahlah kayu.
Menjelang hari peresmian
tampak sekali kesibukan di kedua rumah pengantin mempersiapkan sesuatu seperti
tungku untuk bertanak ,memasang tenda dihalaman oleh tenaga laki-laki dan yang
perempuan memasang kain pintu ,mempersiapkan kamar pengantin dan tenaga tenaga
lain berusaha menyemput dandang ,kancah dan alat pecah belah lainya.
Pernikahan
Pernikahan dilakukan di Mesjid dan
waktunya hari Jum’at sesudah shalat , Untuk pergi Nikah biasanya penganten
lelaki di jemput oleh salah seorang mamak dar ipihak penganten perempuan untuk
dibawa ke Mesjid pakaian yang di kenakan oleh lelaki adalah baju jas dan peci
hitam keberangkatan nya di iringi oleh sanak keluarga .bako, dan sumandan serta
teman sejawat dari penganten lelaki
.berikutnya penganten perempuan dihadirkan pula dengan pakaian yang dirancang
untuk itu dan pakai jilbab ,juga di dampingi oleh sejumlah keluarga.
Ba Baua -
Baua
Untuk menghadapi pesta perkawinan yang
akan melibatkan sejumlah anggota
masyakat dalam ruangan lingkup persukuan dan kampung serta Nagari ,maka
untuk itu di perlukan persiapan yang memadai tentunya memerlukan banyak tenaga
Untuk mengatur tatalaksana pekarjaan
diadakanlah pertemuan yang dihadiri oleh kerabat bertali darah ,kerabat bertali
budi dan rang sumando seta tetangga yang berdekatan.
Pertemuan tersebut di
pimpin oleh mamak adat Kepala Kaum dalam istilah adat di Matua Mudik namanya ‘”
Babaue-baue” Dalam kata pembukaan mamak kepala kaum menyampaikan kaidah adat
yang berbunyi “Barek sapikue ringan sajinjingan” maksudnya setiap yang hadir
menyumbangkan tenaga sesuai dengan statusnya masing-masing ,kemenakan bertgas
baik yang lelaki maupun yang perempuan ialah melaksanakan pangilan “:mamangie” Rang
sumando pambanyan menjemput si marapulai dan menanti tamu
Pengarahan selanjunya bunyi
kalimat yang di pergunakan sewaktu menyampaikan panggilan “Kami tasuruh dek angku Dt ………. mamangie engku/Bapak/sutan untuk hadir.
Tata Cara
Mamanggie.
Berpedoman kepada tata adat yang
diwarisi “Janjang batingkek bandua
batapiek ‘”maksudnya setiap orang yang akan di panggia harus di datang kerumahnya
tidak boleh tempat lain seperti di jalan, sawah, kadai dll.
Ada kemungkinan yang akan
dihadapi oleh si manggie.
- Yang pertama orang yang akan di panggie sedang berada di rumah .
- Yang kedua orang yang akan dipanggie tidak ada di rumahnya.
- Yang ketiga orang yang akan dipanggie bertemu diperjalanan .
Kalau sipemanggie bertemu
dengan kemungkinan pertama ,tatacaranya, ketok,ucapkan salam ,setelah disilakan
duduk ,sirihkan rokok baru mulai bicara sampaikan maksud kedatangan kita
sebagai pesan mamak adat.
Kalau sipemanggie dihadapkan
kemungkinan kedua .titipkan pesan kepada isterinya atau anaknya.
Dan jika sipemanggie dihadapkan kepada
kemungkinan ketiga. Hal yang demikian bertemu istilah “ abih adat jo karilahan
“ sampaikan saja maksud dan tujuan kepada yang bersangkutan.
Sipemanggie yang perempuan ,harus
membawa sirih dengan kampia
.khusus kerumah bako sigadis dan isteri mamak serta isteri mamak adat yang
memanggie adalah ibu si gadis.
Setelah selesai membagikan tugas intuk
memanggie dengan segala tata caranya juga ditemukan yang akan menyemput
samarapulai dan anggota yang akan menanti tamu. Untuk menyemput marapulai
jumlahnya empat orang lelaki satu rang sumando dan satu mamak rumah /dan yang dua perempuan yang masing
–masing seorang sumandan dan seorang famili penganten perempuan .sekaligus
dijelaskan tugas mamak rumah maimbaukan sirih dantugas rang sumando mamintak
marapulai .sedangkan anggota penanti tamu adalah dipilih rang sumando yang
cukup berpengalaman .
Manjapuik
Marapulai.
Sekitar jam sepuluh pagi rang sumando
dan mamak rumah dengan pakaian yang rapi .baju taluk balango, kain sarung dan
peci dan dua orang perempuan dangan pakaian baju kurung yang berwarna merah tua
telah bersiap untuk menjalankan tugas yang di percayakan kepada mereka yaitu
menjemput marapulai .sebelum di lepas oleh mamak adat. Dimana sebuah cerano yang telah dipersiapkan
sebelunya diperiksa isinya oleh mamak adat terlebih dahulu. Tentang
kelengkapannya ,seperti sirih ,pinang .gambir. sadah. Daun anau /daun tarusan
;tembakau dibeberapa tempat sekarang di tambaihi dengan rokok .setelah ditutup
dengan kain beludu di serahkan yang membawanya semenjak turun dari rumah sampai
kerumah orang tua penganten lelaki adalah
sumandan.
Nasi Gadang Dari Rumah Bako
Sementara utusan pihak penganten
perempuan masih dalam perjalanan ,maka dirumah orang tua panganten lelaki ada
semacam kesibukan yaiotu menerima nasi gadang dari bako ,yang isinya antara
lain .
1.
Nasi
kunyiek yang terletak ditas talam ,dan dialas dibawahnya dengan sia daun
yang dianyam ,ujung pandan berduri ,dan salguri dan talam itu ditutup kemudian
dibungkus dengan kain sarung lalu ditutup pula dengan kain beludu hitam yang
bacatue dengan benang emas
2.
Singgang ayam juga terletak diatas talam
bungkusnya sama dengan nasi kunyiek.
3.
Nasi putih sebuah talam pula.
4.
Sirih pinang yang dialas dengan beras empat
liter, ditambah dengan dua buah kampe.,kampie pertama berisi beras dua liter
dan kampie kedua juga berisi beras dua liter dan sebuah botol kecil yang berisi
minyak goreng.
5.
Nasi Gadang diserahkan oleh Mamak Pihak Bako kepada Mamak Anak
Pisang di halaman sebelum naik kerumah atau diatas rumah sesuai dengan
kesepakatan kedua belah pihak.
DIRUMAH IBU
PENGANTIN LELAKI
Ruangan
rumah ditata sebegitu rupa, loteng dihiasi dengan kain yang berwarna warni,
kepala rumah terpasang pelaminan kiri kanannya dihiasi dengan bunga hidup yang
aneka ragam warnanya.
Dirangan tengah terbentang saprah
makan disusun dengan rapi aneka ragam sambal mulai dari masakan modela warisan
lama sampai ke model cara baru.
Setelah
rombongan dari rumah pengantin wanita yang dipimpin oleh mamak rumah dan rang
sumando serta dua orang wanita sampai dirumah orang tua pengantin laki laki,
setelah mengucapkan salam lalu disambut oleh penanti tamu dan disilakan duduk,
dan setelah beberapa saat ruangan rumah tersebut sudah dipenuhi oleh keluarga
baik yang berdekatan maupun yang datang dari jauh lalu mamak pengantin
perempuan akan memulai pembicaraanya sebagai berikut :
Meminta Sifat
Meminta
sifat maksudnya meminta izin untuk menyampaikan maksud dan tujuan yang
ditujukan kepada mamak adat pengantin laki laki yang hadir saat itu
Setelah dilaksanakan minta sifat kepada Mamak pengantin laki laki.
Setelah terjadi sambah dan papatah petitih antara kedua
mamak, maka setelah diakhiri pesambahan oleh mamak pengantin laki laki dengan , rasonyo asa
lai kawi manurut adat lazim manuruik syarak lah buliah sutan katangahkan, Kemudian rang
sumando dari pihak pengantin perempuan memulai pembicaraan dengan maimbaukan
siriah.
Maimbau Siriah
Setelah selesai urutan petama dengan
minta sifat, maka acara susulan berikutnya ialah,maimbaukan siriah di
carano,tatacara kalimatnya tersusun dalam bentuk proza yang dengan memulai
persembahan maimbau beberapa
pemuka adat seraya menyusun / merapatkan kedua telapak tangan sebagai lambang
kehormatan dan menghimbau dua atau tiga bergelar sutan, Engku Datuak,
Makan
Setelah siriah manyiriah acara disambung dengan mempersembahkan makan, sesuai adat yang berlaku yang akan mempersembahkan makan adalah rang sumando, maka rang sumando yang akan berperan dalam soal ini dan timpalannya kepada rang sumando pihak si alek dengan acara sebelumnya dimulai dengan sambah penghormatan.
a. Nasi terhidang sudah berada dalam piring (bukan piring kosong)
b. Susunan lauk pauk di seprah makan harus teratur
c. Setiap masakan harus disediakan sendok secukupnya
d. Minum harus dengan gelas kaca
e. Tersedia mangkok tambuah sesuai dengan jarak dududuk alek
Adab
Makan Dalam Alek :
a. Mengambil lauk pauk hanya yang berada di depan yang duduk (tidak boleh
mengambil yang jauh dari tempat duduk.
b. Makan yang sopan . tidak berbunyi capak.
c.
Mencuci tangan setelah makan, harus mendahulukan ninik mamak
tamu ( si alek)
Manjapuik
Marapulai
Sesudah
selesai pelaksanaanminum dan makan, adakalanya semua peralatan dalam hidangan
dipindahkan oleh para janang kebelakang, malah tidak jarang yang kejadian
dibiarkan saja sampai selesai.
Dalam manjapuik marapulai, yang memnta marapulai adalah
rang sumando dari pihak pengantin pertempuan. Dalam majapuik marapulai melalai
pasambahan.
Setelah
dilaksanakan pasambahan yang cukup panjang, maka akhir deari pasambahan adalah,
“Kayu ditakuak
dirabahkan, janji dikarang ditapati
dihari nan sahari nangko, hari elok kutiko baik tasuruah tasarayo angku dek angku Dt
.......... kakampuang angku Dt ..........manjapuik simarapulai,
sarato jo nasi gadangnyo, sarato jo alat pakaianyo, sarato jo anak mudonyo,
sarato jo urang karapatan diateh rumah nangko,
nak itiak anak angso anak
anggang ateh biluka, kaciak dibari namo gadang dibari gala nan bagala sutan ....... nan angku japuik. Kan baitu
bana nan katangah dek angku, kandak raso kabalaku, pintak raso kabuliah, basaba
angku kari mananti sakutiko, yaitu
kutiko marapulai mamakai.
Persembahan
Minta Doa
Setelah
berakhir persembahan menjeput marapulai, dan segala pekerjaan yang telah
berlalu berjalan dengan aman dan lancer maka silang nan bapangka melalui rang sumando atau
mamak yang hadir menyampaikan persembahan meminta doa kepada ulama atau imam
khatib yang hadir saat itu..
Dalam
bulan nan duo baleh, uruh tahun duo kali lapan, bulan tigo di paramulia,
partamu bulan rajab tampek manyaru arawah rasulullah , kaduo bulan puaso tampek
mansucikan satiok diri, dan maningkatkan ibadah kapado tuhan , katigo bulan
haji samo bakumpue di arafah , samo bakemah di gurun mina , antaro makah jo
madinah , lah tibo dibulan kini, dimbiak api dibaka kumayan , asok manjulang kaudaro ,
mangumpuakan
niat dengan nasa, dek karano sutan ... lah dijapuik karang sumando, mudah – mudahan umuanyo panjang, rasaki murah , bala tatulak nikmat bartambah – tambah.(Mardisal Athan Pangulu Mudo)
0 komentar:
Posting Komentar